Laman

Kaulinan Urang Sunda Anjang-anjangan atau Permainan Anak Sunda Aanjangan

Istilah permainan ini diambil dari kata anjang (bahasa Sunda) yang berarti berkunjung ke rumah orang lain. Anjang-anjangan menunjukkan peniruan artinya anak-anak melakukan suatu permainan dengan meniru kebiasaan orang tua, dalam berkeluarga, mencari nafkah, dan lain-lain. Permainan ini menggunakan peralatan berdagang, perabot dapur, dan lain-lain dengan ukuran miniatur. Anjang-anjangan pada umunya dilakukan oleh anak perempuan berusia antara 7 hingga 12 tahun di halaman atau teras rumah.
Ada dua cara permainan anjang-anjangan yaitu yang pertama adalah dengan memakai alat masak-masakan mainan atau barang tiruan lainnya seperti kompor dan lain-lain. Bisa juga berupa kerajinan yang dibuat sendiri. Jadi cara pertama itu sama saja melakukan permainan seperti dalang.

Cara yang kedua yaitu seperti main sinetron atau sandiwara, ada yang menjadi bapak, ibu dan juga anak nya dan berlagak seperti peran tersebut. Barang-barang yang digunakan yang ada di rumah masing-masing saja.

Manfaat dari permainan ini yaitu bermain peran seperti main masak-masakan yang dimaksud adalah permainan yang biasa dilakukan anak-anak hasil dari pengamatan mereka terhadap suatu aktivitas, pekerjaan atau peran tertentu dan mereka lakukan sesuai dengan interpretasi mereka. Kadang dalam permainan ini anak membutuhkan alat bantu, seperti boneka, tenda, kompor-komporan, berbagai jenis pakaian dan sebagainya.


Permainan sederhana ini memberi banyak manfaat, antara lain anak mengembangkan kemampuannya berfantasi, mengasah kognitif, emosi dan sosialisasinya, serta mengembangkan berbagai kemampuannya. Misalnya kemampuan sosial saat mencoba berkomunikasi pada waktu bermain, kemampuan mengolah emosi, contohnya dengan bermain dokter-dokteran anak belajar untuk ‘berdamai’ dengan peran dokter yang ia takuti sebelumnya, mengasah kreatifitas dan daya imajinasinya, misalnya dengan menggunakan benda-benda sederhana untuk bermain sesuai dengan imajinasinya, seperti menggunakan sarung untuk dijadikan tenda dan sebagainya.


Sumber: Direktorat Permuseuman. 1998. Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman. http://kabisaseni.blogspot.com, http://kebudayaanindonesia.net

2 komentar: